BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Departementasi dalam
organisasi merupakan efesiensi aliran
pekerjaan tergantung pada keberhasilan integrasi dari satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Pembagian kerja dan kombinasi tugas seharusnya
mengarah ke tercapainya struktur-struktur departemen dan satuan-satuan kerja.
Dalam memutuskan pola apa yang akan digunakan oleh organisasi untuk
mengelompokkan kegiatan-kegiatannya yang beragam untuk dilaksanakan dapat
menggunakan beberapa cara, dimana kegiatan untuk mengelompokkan inilah yang
disebut Departementasi. Maksud dan Tujuan Mahasiswa mampu dan dapat memahami
maksud dari departementasi dengan baik Mahasiswa dapat mengetahui bentuk –
bentuk departementasi Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan departementasi
divisional dengan departementasi fungsional Menambah wawasan mahasiswa mengenai
pentingnya departementasi dalam suatu organisasi.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Departementasi di dunia kerja.
2. Untuk menyelesaikan tugas kuliah
C.
Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Menambah wawasan mengenai definisi tentang Departementasi
2. Mengetahui bentuk-bentuk dari Departementasi
3. Mengetahui Perbedaan
Departementasi Divisional Dengan Fungsional.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Departementasi
Efesiensi aliran
pekerjaan tergantung pada keberhasilan integrasi dari satuan-satuan yang
bermacam-macam dalam organisasi. Pembagian kerja dan kombinasi tugas seharusnya
mengarah ke tercapainya struktur-struktur departemen dan satuan-satuan kerja.
Dalam memutuskan pola apa yang akan digunakan oleh organisasi untuk
mengelompokkan kegiatan-kegiatannya yang beragam untuk dilaksanakan dapat
menggunakan beberapa cara, dimana kegiatan untuk mengelompokkan inilah yang
disebut Departementasi.
B. Bentuk – Bentuk Departementasi
Beberapa bentuk
departementasi atas beberapa dasar menurut T. Hani Handoko (1984:176) sebagai
berikut :
1.
Fungsi : pemasaran, akuntansi, produksi
atau keuangan.
2.
Produk atau jasa : divisi -divisi.
3.
Wilayah : divisi Sumatera, divisi jawa dan
atau operasi internasional
4.
Langganan : penjualan industri, pedagang,
eceran, pemerintah, militer atau konsumen.
5.
Proses atau peralatan : departemen
pemotongan, kelompok perakitan, bagian pemasaran dan lain sebagainya.
6.
Waktu : pembagian shiff kerja.
7.
Pelayanan : bisa mencerminkan kelas
eksekutif, kelas bisnis, kelas ekonomi dalam pelayanan.
8.
Alpha-numerical : bisa menggunakan
pelayanan telepon dimana, misalnya nomor 00000-50000 ditempatkan dalam satu
departemen dan nomor 50001-10000 ditempatkan pada departemen yang lain.
9.
Proyek dan matriks : digunakan oleh
perusahaan-perusahaan konstruksi dengan teknologi tinggi, perusahaan konsultan
atau orientasi-energi.
Dalam hal ini hampir
semua organisasi menggunakan lebih dari satu pendekatan dalam pengelompokkan
kegiatan-kegiatannya. Bahkan dalam organisasi yang besar mungkin dijumpai
empat, lima atau enam pendekatan digunakan bersama sebagai dasar
departementasi.
Menurut T. Hani Handoko
(1984:167) menyatakan bahwa Pengorganisasian merupakan proses penyusunan
struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya
yang dimilikinya dan lingkungan yang melingkupinya.
Ernest Dale,
Organization, American Management Assocition (1967,9) mengemukakan pengorganisasian
merupakan suatu proses untuk merancang Struktur Formal, Mengelompokkan dan
Mengatur serta Membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para Anggota-anggota
Organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efesien. Proses
pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini
:
1.
Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan bersama.
2.
Pembagian beban pekerjaan total menjadi
kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang.
Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan, atau
terlalu ringan sehingga waktu menganggur, tidak efesien dan terjadi biaya yang
semestinya tidak perlu.
3.
Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme
untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota
organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi
ketidak-efesienan dan konflik-konflik yang merusak.
Dalam pengorganisasian
ada empat syarat yang perlu dipertimbangkan, yang pertama adalah Legitimasi
(Legitimacy) merupakan memberikan respon dan tuntutan eksternal dengan
menampilkan performa institusi yang dapat meyakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuannya
mencapai tujuan.
Kedua Efesiensi
(Effeciency) merupakan pengakuan terhadap institusi dan penggunaan waktu, uang
dan sumber daya yang terbatas, yaitu penentuan alat yang diperlukan,
pengalokasian waktu, penggunaan dana yang tepat dan sumber daya dalam mencapai
tujuan.
Ketiga Keefektifan
(Effectiveness) dimana menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak,
tanggungjawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi serta menentukan
personel dalam melaksanakan tugasnya.
Keempat adalah Keunggulan
(Excelence) menggambarkan kemampuan institusi dan pimpinan dalam melaksanakan
fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan citra dan nama baik organisasi
yang akhirnya dapat meningkatkan harga diri dan juga kualitasnya.
Dengan demikian, maka
Fungsi Pengorganisasian dimaksudkan untuk dapat membawa organisasi mencapai
tujuannya dengan melakukan penentuan sumber daya, perancangan dan pelaksanaan
program, Penyusunan Struktur dan Pembagian Peran serta tugas-tugas yang jelas
ditetapkan.
C.
Perbedaan Departementasi Divisional
Dengan Fungsional
1. Departementasi
Fungsional Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan
semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas
berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau
keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit. Mengelompokkan fungsi yang sama atau
kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk
organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Kebaikannya
:
a.
Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi-fungsi utama
b.
Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi
c.
Memusatkan keahlian organisasi
d.
Memungkinkan pengawasan mana-jemen puncak
terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Kelemahannya
:
a.
Menciptakan konflik antar fungsi
b.
Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
c.
Umpan balik yang lambat
d.
Memusatkan pada kepentingan tugasnya
e.
Para anggota berpandangan lebih sempit
serta kurang inovatif.
2. Departementasi
Divisional Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa
bisnis terpisah; mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik
atau melayani pasar spesifik. Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk,
wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan
memasarkan produknya sendiri.
a.
Struktur organisasi divisional atas dasar
produk Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang
berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemprosesan dan metode
pemasaran sangat berbeda.
b.
Struktur organisasi divisional atas dasar
wilayah. Pengelompokkan kegiatan atas dasar, tempat dimana operasi berlokasi
atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku,
tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c.
Struktur organisasi divisional atas dasar
langganan Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk,
terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
D. Koordinasi (Coordination)
Untuk melihat kemampuan
seorang manajer dalam memimpin dan melakukan koordinasi dilihat dari besar
kecilnya jumlah bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai
rentang manajemen. Koordinasi didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan
perusahaan dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Koordinasi dibutuhkan
sekali oleh para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai
pegangan mana yang harus diikuti, yang akhirnya akan merugikan organisasi itu
sendiri.
1. Pedoman Koordinasi :
a. Koordinasi
harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna menghindari tiap bagian
bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada dalam setiap
bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang punya
kebutuhan dan keinginan berbeda.
b. Koordinasi
harus terpadu, keterpaduan pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi
dan memberi.
c. Koordinasi
harus berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu
terjadi, selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan
kegiatan sebelumnya.
d. Koordinasi
harus menggunakan pendekatan multi instansional, dengan ujud saling memberikan
informasi yang relevan untuk menghindarkan saling tumpang tindih tugas yang
satu dengan tugas yang lain.
2. Kebaikan dan Habatan Koordinasi yang
Efektif Kebaikan :
a. Beban
tiap bagian tidak terlalu berat, karena adanya keseimbangan antar bagian.
b. Tiap
bagian akan memperoleh infor-masi yang jelas dalam partisipasi pencapaian
tujuan dan tahu peranan-nya masing-masing sehingga dapat memberikan saran dan
komentar ter-hadap kemungkinan ketidak serasian antar bagian.
c. Skedul
kerja saling terkait sehingga menjamin penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya.
Kelemahan
:
a. Perbedaan
tiap bagian dalam orientasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan
dalam orientasi waktu
c. Perbedaan
orientasi antar pribadi
d. Perbedaan
dalam formalitas struktur
3. Pendekatan Untuk Mencapai Koordinasi
yang Efektif
a. Menggunakan
pendekatan teknik-teknik dasar manajemen yang berupa hirarki manajerial,
rencana dan tujuan sebagai dasar bertindak.
b. Meningkatkan
koordinasi potensial bila tiap bagian saling tergantung satu dengan lainnya
serta lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
Koordinasi ini dapat ditingkatkan dengan
melalui dua cara, yaitu :
1)
Sistem informasi vertikal, penyaluran
data-data melalui tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi ini bisa di dalam
atau di luar lantai perintah.
2)
Hubungan lateral (horizontal), dengan
membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat dimana
informasi diperlukan.
Ada beberapa hubungan lateral :
- Hubungan langsung
- Hubungan kelompok langsung
- Hubungan silang
E.
Rentang Manajemen (Span of Control)
Prinsip rentang manajemen
berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif
oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen dan koordinasi saling
berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin
sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif .
Rentang manajemen
mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari
bawahan mereka.Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan
struktur organisasi. Dalam memilih suatu rentangan, manajer harus
mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan satu secara langsung dengan
bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan mereka dengan bawahan dalam kelompok
dua atau lebih.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Departementasi adalah
dalam memutuskan pola apa yang akan digunakan oleh organisasi untuk
mengelompokkan kegiatan-kegiatannya yang beragam untuk dilaksanakan dapat
menggunakan beberapa cara, dimana kegiatan untuk mengelompokkan inilah yang
disebut Departementasi. Ada 2 macam bentuk departementasi yaitu departementasi
divisional dan departementasi fungsional.
B. Saran
Demikian makalah yang
telah penulis susun, penulis menyadari masih terdapat beberapa kekurangan dalam
penulisan makalah ini, penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat manambah
pengetahuan serta lebih bisa memahami pokok bahasan, bagi para pembacanya dan
khususnya bagi penulis.
0 komentar :
Posting Komentar