MAKALAH PENGENDALIAN HAMA WERENG SECARA NABATI

KATA PENGANTAR



Alhamdulillah kita panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua serta Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga beserta sahabat beliau, sehingga Makalah yang berjudul “Pengendalian Hama Wereng Secara Nabati”  ini dapat diselesaikan.
Penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan dan mencari bahan Makalah ini dari awal hingga akhir, sehingga Penulis dapat menyusun  Makalah  ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini masih banyak dan jauh dari kesempurnaan, dan Penulis juga  menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu Kami sangat mengharapkan saran maupun kritikan yang  membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Makalah ini agar dapat diperbaiki  di masa yang akan datang.



Alue Peunyareng,  04 Februari 2015


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... .... i
DAFTAR ISI................................................................................................... .... ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang..................................................................................... .... 1
1.2.  Rumusan Masalah..................................................................................... 2
1.3.  Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II.  PEMBAHASAN
2.1. Hama Wereng....................................................................................... .... 3
2.2. Jenis – Jenis Hama Wereng Dan Bahayanya Terhadap Tanaman............. 4
2.3. Pengendalian Hama Wereng Memakai Pestisida Alami/Nabati............... 5
2.4. Fungsi Pestisida Alami/Nabati.................................................................. 5
2.5. Bahan Dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Alami/Nabati................... 6
2.6. Prinsip Kerja Pestisida Nabati................................................................... 9
BAB III. PENUTUP
3.1.  Kesimpulan............................................................................................... 10
3.2.  Saran......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam usaha pertanian. Keberadaan hama dan penyakit merupakan factor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Serangannya pada tanaman dapat datang secara mendadak dan dapat bersifat eksplosif (meluas) sehingga dalam waktu yang relative singkat seringkali dapat mematikan seluruh tanaman dan menggagalkan panen.
Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat dilakukan karena perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol. Namun dengan pengamatan yang baik di lapangan sejak awal penanaman sampai penen, serangan hama dan penyakit dapat ditekan.
Hama adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak tanaman dengan memakan bagian tanaman yang disukainya. Misalnya : Serangga (insekta), cacing (nematode), binatang menyusui, dan lain-lain. Penyakit yang menyerang tanaman bukan disebabkan oleh binatang, melainkan oleh makhluk mikrokospis, misalnya bakteri, virus, cendawan (jamur), dan lain-lain.
Hama merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang umumnya berupa binatang ataupun sekelompok binatang yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman budidaya dan menimbulkan terjadinya kerugian secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas ambang ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan karakteristik), inang yang diserang, gejala serangan, mekanisme penyerangan termasuk tipe alat makan serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian..


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
Apa yang menjadi unsur-unsur dasar pengendalian hama secara nabati?
1.      Bagaimana cara-cara pengendalian yang digunakan dalam pengendalian hama secara nabati?
2.      Apa saja jenis hama wereng serta cara pengendalianya?
3.      Apa saja dampak hama wereng terhadap tanaman?

1.3 Tujuan
1.      Tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
2.      Untuk mengetahui unsur-unsur dasar pengendalian hama secara nabati.
3.      Untuk mengetahui cara-cara pengendalian yang digunakan dalam pengendalian hama nabati.
4.      Untuk mengetahui jenis-jenis hama wereng dan cara pengendaliannya.
5.      Untuk mengetahui dampak hama wereng terhadap tanaman.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hama Wereng
Hama wereng merupakan salah satu hama yang sangat ditakuti petani setelah hama tikus. Menurut maspary, para petani menganggap kalau hama wereng sangat sulit dikendalikan, hal ini disebabkan karena para petani biasanya mengetahui/ mengenal serangan wereng setelah terjadi serangan parah. Tanaman padi telah memerah bahkan sudah terlanjur kering. Memang benar kalau sudah terlanjur padi memerah/ mengering hama wereng pasti sangat sulit di kendalikan.
Penggunaan varietas tahan wereng. Salah satu contoh varietas unggulan pemerintah untuk daerah endemik wereng adalah Inpari 13. Varietas ini tebukti tahan terhadap hama wereng biotipe 4. Padi ketan merupakan varietas yang rentan wereng, oleh karena itu kita perlu menghindari menanamnya disaat musim hujan dan di daerah endemik serangan.
Memotong siklus hidup hidup wereng. Daerah-daerah yang petaninya tidak menanam padi tiga kali dalam setahun biasanya jarang terjadi serangan wereng. Seandainya terjadi biasanya juga tidak sampai membahayakan. Usahakan dalam satu tahun menanam padi dua kali dan sekali untuk palawija/ kacang-kacangan. Jadi pola tanam yang ideal adalah Padi – Padi – Palawija. Bukan Padi – Padi- Pantun.
Budidaya tanaman sehat. Untuk membuat tanaman padi tumbuh sehat bisa dilakukan dengan cara pengurangan penggunaan urea dan memperjarang jarak tanam. Selain menambah jarak tanam system tanam legowo juga perlu dilakukan untuk mempermudah perawatan tanaman padi
Monitoring tanaman secara kontinyu. Menurut maspary, Kegiatan pengamatan merupakan kunci utama dalam pengendalian hama wereng. Pengamatan dilakukan paling lama seminggu sekali. Dengan pengamatan secara terus menerus kita akan mengetahui gejala serangan hama wereng secara dini. Bahkan bukan hanya hama wereng akan tetapi semua hama dan penyakit. Sehingga kita bisa lebih cepat mengambil tindakan pengendalian untuk mengatasinya.
Penyelamatam musuh alami wereng. Dalam melakukan monitoing kita harus mengamati juga keberadaan musuh alami. Jika dalam rumpun padi masih ada Paedorus sp, Cocsinella sp dll kita masih boleh berlega hati karena masih ada mahkluk hidup yang bisa makan hama wereng. Untuk menyelamatkan musuh alami ini kita harus selektif dalam memilih pestisida, penggunaan pestisida sembarangan bisa memusnahkan musuh alami. Gunakan pestisida yang benar-benar direkomendasikan untuk tanaman padi.

2.2 Jenis-Jenis Hama Wereng dan Bahayanya Terhadap Tanaman
Hama wereng ada beberapa macam diantaranya yaitu wereng coklat, wereng hijau dan wereng loreng. Wereng coklat dalam bahasa latin disebut nilaparvata lugens. Sedangkan wereng hijau dalam bahasa latin di sebut Nephotettix virescens (Distant). wereng loreng dalam bahasa latin di sebut Recilia dorsalis.
Binatang ini sangat betah hidup di daerah yang lembab dan bersuhu sekitar 200c -300c, mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari), Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari). Serangga wereng dewasa berukuran panjang 0,1-0,4 cm. wereng dewasa bersayap panjang dapat menyebar sampai beratus kilometer. Hama wereng ini menyerang padi mulai dari persemaian sampai padi mau panen, dengan cara menghisap cairan padi pada bagian pelepah daun.
Wereng coklat apabila menyerang tanaman padi, maka tanaman tersebut akan mengering pada satu lokasi secara melingkar di sebut juga hopper burn.
Sedangkan wereng hijau dan wereng loreng adalah sebagai vector virus tungro. Dimana virus tungro ini merupakan penyebab penyakit kerdil rumput dan penyebab kerdil hampa pada tanaman padi. Tergantung saat penyebaran virus oleh wereng hijau tersebut. Apabila wereng tersebut menyebarkan virus tungro pada saat padi dalam kondisi masa pertumbuhan maka padi akan terkena penyakit kerdil rumput. Sedangkan apabila menyebarkan virus tungro pada saat sedang bunting maka padi akan terkena penyakit kerdil hampa. Akibat-akibat yang disebabkan oleh jenis wereng ini bisa menyebabkan gagal panen (puso).




Klasifikasi Wereng Coklat
Ordo                :
Homoptera
Sub Ordo         :
Auchenorrhyncha
Famili              :
Delphacidae
Genus             :
Nilaparvata
Species            :
Nilaparvata luges Stal

2.3 Pengendalian Hama Wereng Memakai Pestisida Alami/Nabati
Bila kita menghendaki hidup sehat dan ramah lingkungan ada pilihan atau opsi yang ditawarkan yaitu menggunakan “Bahan-Bahan Alami” untuk mengusir atau menghalau musuh-musuh alami yang menyerang tanaman, tanpa harus mematikannya, sehingga siklus Ekosistem  masih tetap terjaga Oleh karena itu dikembangkanlah model pertanian bernuansa ekologis dan ramah lingkungan dengan menggunakan pestisida berbahan organik/ alamiah. Sebagai salah satu solusi dalam penanggulangan hama secara alamiah dan terpadu yang diolah secara alami dan bersifat multiguna.  tidak hanya digunakan untuk pemberantasan hama tetapi lebih dititik beratkan pada pencegahan dan perlindungan tanaman serta mengkondisikan tanaman agar resisten (kebal) terhadap serangan hama apapun .
Pestisida alami merupakan pemecahan jangka pendek untuk mengatasi masalah hama dengan cepat. Pestisida alami harus menjadi bagian dari sistem pengendalian hama, dan hanya digunakan bila diperlukan. Jangan menggunakan pestisida alami bila tidak terdapat hama atau tidak ada tanaman yang rusak. Bahkan, sebaiknya masih belum digunakan bila hanya terdapat sedikit kerusakan tanaman.
Pestisida nabati yang akrab lingkungan, disebut demikian karena bahan kimia nabati ini dapat mudah terurai, dapat dibuat oleh petani karena bahan baku tersedia disekitar lokasi, dan harga pembuatan yang terjangkau.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman dapat berupa larutan dari perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman berupa akar, umbi, batang, daun, biji dan buah.

2.4 Fungsi Pestisida Alami/Nabati
Menurut Diding Rachmawati dan Eli Korlina (2009),Pestisida nabati/alami memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.      Reppelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang menyengat
2.      Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3.      Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4.      Menghambat reproduksi serangga betina
5.      Racun syaraf
6.      Mengacaukan sistem hormon di dalam tubuh serangga
7.      Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap serangga
8.      Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri

2.5 Bahan dan Cara Umum Pengolahan Pestisida Alami/Nabati
1.      Bahan mentah berbentuk tepung (nimbi, kunyit, dll)
2.      Ekstrak tanaman/resin dengan mengambil cairan metabolit sekunder dari bagian tanaman tertentu
3.      Bagian tanaman dibakar untuk diambil abunya dan dipakai sebagai insektisida (serai, tembelekan/Lantana camara) dan lain-lain

Jenis – jenis tanaman yang bisa dipakai untuk pestisida alami atau nabati (Suryana A Ir., M.Si., 2009)
No
Jenis Tanaman
Kandungan Racun dan Daya Kerjanya
Hama Sasaran
1
Berenuk
  • Buah mengandung alkaloid
  • Cara kerja racun :
Bersifat pengusir (repellent) bagi Tikus, kutu Daun/Wereng

Tikus,Kutu daun/Wereng
2
Batrawalik
  • Buah mengandung alkaloid
  • Cara kerja racun :
Sebagai pengusir (repellent), racun syaraf dan penghambat perkembangan serangga

Hama gudang (Trybolium), Walang sangit, Ulat daun dan Wereng
3
  • Gadung
  • Kunyit
  • Susu
  • Minyak Ikan
  • Sereh
  • Umbinya mengandung racun dioskorin dan diosconin
  • Cara kerja racun :
Mempengaruhi system syaraf, bersifat pengusir serangga dan anti reproduksi.

Kutu daun (Aphid sp), Nyamuk, Wereng, Takus.
4
Mindi
  • Mengandung margosin, glikosdida flafonoid
  • Cara kerja racun :
Menolak serangga (repellent). Menghambat pertumbuhan, mempengaruhi system syaraf, pernapasan (respirasi), sebagai racun perut dan kontak.

Ulat Grayak, Kutu daun, Anjing tanah, Belalang, Wereng, dan Hama Gudang
5
Srikaya (sirsak)
  • Daun dan buah muda mengandung minyak anonain dan resin
  • Cara kerja racun :
Sebagai racun perut, racun kontak, penolak serangga (repellent) serta menghambat peletakan telur dan mengurangi nafsu makan serangga
Kumbang perusak daun (Epilachna sp), Kutu daun (Aphid sp)
Nyamuk Rorongo, Wereng coklat dan Walang sangit
6
Surian
  • Daun dan kulit batang mengandung surenon, surenin dan surenolakton
  • Cara kerja racun :
Mempengaruhi aktivitas makan, gangguan pada system reproduksi dan bersifat mengusir hama.

Tungau, Walang sangit, Kutu kebul, Ulat dan Kutu Daun
7
Sembung
  • Mengandung borneol, sineol, limonene dan dimetil etrer floroasetofenon.
  • Cara kerja racun :
Dapat mempengaruhi metabolisme daya kerja syaraf dan juga sebagai obat tradisional (rematik, diare, dan pembengkakan)

Keong mas, Limus sakeureut
8
Picung
  • Buah dan daun mengandung alkaloid dan asam biru (HCN)
  • Cara kerja racun :
Sebagai racun kontak yang mempengaruhi system syaraf.

Wereng coklat, Lembing batu, Belalang, Walang sangit, Kutu daun, Ulat Grayak
9
Selasih
  • Daun dan Bunga selasih mengandung minyak atsiri yang didalamnya terdapat kandungan metilegenol, eugenol, geraniol, sineol.
  • Cara kerja racun :
Unsur metileugenol dapat menarik serangga jantan lalat buah dari golongan Bactrocera sp
Lalat buah/Entod longong jantan  dari golongan Bactrocera sp

Meskipun ramuan ini lebih akrab lingkungan, penggunaannya harus memperhatikan batas ambang populasi hama. Ramuan ini hanya digunakan setelah polulasi hama berada atau di atas ambang kendali. Sehingga sesuai dan tepat peruntukkannya untuk membasmi hama di areal pertanian kita.

2.6 Prinsip Kerja Pestisida Nabati
Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan tampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.
Cara kerja pengendaliannya bisa melalui perpaduan beberapa cara ataupun cara tunggal. Berikut adalah beberapa mekanisme kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari organisme pengganggu:
Menghambat proses reproduksi serangga hama, khususnya serangga betina.
·         Mengurangi nafsu makan.
·         Menolak makan
·         Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, sehingga perkembangbiakan serangga hama dapat dihambat.
·         Menghambat pergantian kulit






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hama wereng merupakan salah satu hama yang sangat ditakuti petani setelah hama tikus. Menurut maspary, para petani menganggap kalau hama wereng sangat sulit dikendalikan, hal ini disebabkan karena para petani biasanya mengetahui/ mengenal serangan wereng setelah terjadi serangan parah. Tanaman padi telah memerah bahkan sudah terlanjur kering.  
Pengendaliannya dengan menggunakan Pestisida nabati yang akrab lingkungan, disebut demikian karena bahan kimia nabati ini dapat mudah terurai, dapat dibuat oleh petani karena bahan baku tersedia disekitar lokasi, dan harga pembuatan yang terjangkau.
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman dapat berupa larutan dari perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman berupa akar, umbi, batang, daun, biji dan buah.

3.2 Saran
Dalam pengendalian hama dan penyakit sebaiknya dilakukan dengan dengan cara pengendalian secara alami/nabati. Pengendalian secara alami/nabati terbukti lebih ekonomis dan yang paling penting adalah tidak menimbulkan residu bagi lingkungan.






DAFTAR PUSTAKA

Octavia,dkk. 2008. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan sebagai Pestisida Alami di Savana Bekol Taman Nasional Baluran. Penelitian Hutan dan Konservasi Alam.V (4) : 355-365.
Widiastuti dan Shinta. 2008. Uji efikasi Ekstrak Daun Babadotan sebagai Insektisida Nabati terhadap Lalat Rumah (Musca domestica) di Laboratorium. Balaba (2) : 7-10.
Taba, dkk. 2007. Evaluasi Penyuluhan dan Analisa Usahatani PEnggunaan Pestisida Nabati Babadotan (ageratum conyzoides) pada Hama Wereng Coklat (Nilaparvarta lugens Stal). Agrisistem 3 (2).
Loekman S. 202. Paradigm Baru Pembangunan Pertanian. Kanisius : Yogyakarta.
Reintjes, C., dkk. 1999. Pertanian Masa Depan. Kanisius : Yogyakarta.
Sutanto, R. 2006. Pertanian Organik. Kanisius : Yogyakarta.


Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

1 komentar :